Petra adalah sebuah situs arkeologi di Ma’anYordania. Situs ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang indah dan megah, diukir dan dipahat pada dinding-dinding batu dengan corak warna yang beragam, sehingga apabila tertimpa sinar matahari akan terlihat cahaya yang indah gemerlapan. menjadikan kota ini bernilai arsitektur dan Antik.
Tambahkan teks

Petra merupakan ibu kota Kerajaan Nabatea. (Nabath adalah sekelompok bangsa Arab kuno yang menetap di daerah Yordania sampai ke utara Damaskus. Mereka dahulu menggunakan bahasa Aram untuk berkomunikasi. Diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, atau sekitar sembilan tahun sebelum Masehi sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV, sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir

Suku Nabath adalah cikal bakal kaum Nabi Shaleh, yakni Tsamud. Kaum yang dianugrahi kemahiran dalam memahat dan mengukir bebatuan keras untuk dijadikan rumah dan istana-istana raksasa.
Petra terletak antara Teluk Aqaba dan Laut Mati pada ketinggian kurang lebih 800 hingga 1.396 meter diatas permukaan laut, di sebuah lembah dari  pegunungan Edom, tepatnya sebelah timur dari lembah Arabah.
Saat ini ia terletak kurang lebih 200 km arah selatan dari ibu kota YordaniaAmman. Rute ini dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dengan berkendaraan mobil.

Situs Petra, tersembunyi di antara bebatuan dan tebing bertingkat dengan pasokan air yang sangat baik, menjadikannya tempat ideal untuk sebuah kota mandiri.
Tempat tersebut hanya bisa dikunjungi melalui celah sempit di pegunungan dari arah barat daya atau timur melalui sebuah canyon atau siq dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter.
=============================================

Situs Petra tidak hanya memiliki banyak keuntungan sebagai benteng, tetapi ia juga mengontrol rute perdagangan utama yang melewati Gaza di Barat, ke Bushra dan Damaskus di Utara, ke Aqaba di Laut Merah, dan sepanjang gurun hingga ke Teluk Persia.
Ketersediaan air dan keamaanan yang dimilikinya menjadikan Petra sebagai tempat perhentian yang layak di perlintasan jalur-jalur kafilah, penghubung Mesir dengan Suriah dan Arab Selatan dengan Mediterania.

Para kafilah ini membawa barang-barang mewah berupa: rempah-rempah dan sutra dari India, gading dari Afrika, mutiara dari Laut Merah, dan kemenyan dari Arab Selatan. Damar dibawah oleh kafilah dari Boswellia. Barang-barang ini sangat bernilai pada waktu itu. khususnya sebagai persembahan dalam upacara-upacara keagamaan, disamping di gunakan juga sebagai obat-obatan.
Dunia usaha yang digerakkan oleh kafilah-kafilah dan pemungutan cukai menghasilkan keuntungan besar bagi orang-orang Nabatea. Dengan demikian kota ini menjadi sebuah pasar yang penting sejak abad ke-5 SM sampai abad ke-3 SM.

Suku Nabatea akhirnya bisa menjadi para saudagar yang sukses, dengan berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang antara lain berasal dari Arab bagian selatan dan India timur.
Letak yang strategis untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi diri dari orang asing itulah alasan suku Nabatea memutuskan untuk menetap di wilayah batu karang Petra.

Suku Nabatea juga membangun sistem pengairan yang sangat baik, dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Dimana Terdapat terowongan air dan bilik air, yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidraulik untuk mengangkat air dari dataran rendah ke atas pemukiman penduduk.

Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air, guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.
=============================================

Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Untuk pementasan berbagai acara2 masyarakat.
Dan sebuah Istana Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.hingga saat ini.
=============================================

Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan tak beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Bangsa Arab kuno.
=============================================
Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah.
Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidraulik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.
Barulah pada tahun 1812, Seorang pemuda petualang Swiss, Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim. Yang akhirnya mengumumkan penemuannya itu kepada Dunia.
Legenda Diketemukannya Situs Petra pun meruak kembali pada zaman modern, dikenang sebagai simbol teknik dan pertahanan.

Akhirnya UNESCO menyatakan sebagai “salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia” dan masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 6 Desember 1985.
Petra disebut juga
“sebuah kota mawar merah yang antik”
Petra dipilih oleh majalah Smithsoniansebagai salah satu dari “28 tempat yang harus dikunjungi sebelum meninggal dunia”
Petra ditetapkan sebagai Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru. Penetapan tujuh keajaiban dunia itu merupakan pilihan dari 100 juta orang di seluruh dunia melalui situs internet dan pesan singkat (SMS) telepon seluler, yang diadakan oleh SwissFoundation, serta diumumkan di LisbonPortugal, pada  7 Juli 2007.
Pada abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Fir’aun.
Pada abad ke-1 Sebelum Masehi, Kerajaan Nabatea yang kaya dan kuat, menjangkau wilayah Damaskus di utara dan Laut Mati di selatan. Saat itu, Petra telah didiami sekitar 30 ribu penduduk. Pada masa itulah dibangun kuil agung.
Tahun 100-an Masehi, Romawi pernah menguasai wilayah ini. Arsitektur di Petra pun terpengaruhi arsitektur Romawi.
Pada 600 Masehi di Petra dibangun gereja.
Abad ke-7 Masehi, Islam hadir, dan
pada abad ke-14, makam Nabi Harun di Jabal Harun menjadi tempat keramat dari umat Islam, selain kaum Yahudi dan Kristiani.

Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya.
Setelah Perang Salib pada abad ke-12, Petra sempat menjadi ‘kota yang hilang’ selama lebih dari 500 tahun
(lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang mengenalnya.
Petra sekarang menjadi simbol dari Yordania, dan juga menjadi tempat kunjungan favorit para turis.